Mentan Sidak Harga Kebutuhan Pangan di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur

By Admin

Foto: Istimewa

nusakini.com - Jelang memasuki bulan Ramadhan dan Idul Fitri, tentu kebutuhan pangan menjadi perhatian khusus pemerintah, baik stok atau ketersediaan maupun harganya. Tadi pagi, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa stok aneka cabai dan juga bawang merah melimpah, harganyapun sudah stabil.

“Alhamdulillah, menjelang Ramadhan ini stok bawang merah dan juga aneka cabai kita melimpah. Makanya tidak ada alasan lagi harga naik,” kata Amran Sulaiman ketika melakukan sidak ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur yang didampingi Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Spudnik Sujono dan Ketua Satgas Pangan Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, Sabtu (13/5/2017).

Menurut Mentan, untuk menggenjot produksi bawang dan juga aneka cabai, pemerintah tidak tanggung - tanggung mengucurkan bantuan kepada para petani berupa alat mesin pertanian (alsintan) hingga bibit. “Kita bantu para petani menaikkan hasil produksi bawang dan cabai, kita kucurkan lebih dari Rp 1 triliun. Jadi, kita dahulukan rakyat,” terang Amran Sulaiman.

Dalam sidak kali ini, selain menemukan harga bawang merah dan cabai rawit yang sudah mulai normal karena produksinya melimpah, ia pun terlihat geram karena harga bawang putih melambung tinggi. Dimana harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati antara Rp 25.000 – Rp 27.000 per kilogram dan cabai rawit merah Rp 40.000 per kilogram. “Kalau cabai keriting tadi hanya Rp 25.000 – Rp 27.000 per kilogram, tetapi harga bawang putih Rp 45.000 per kilogram. Namun satu jam berikutnya, harganya sudah turun menjadi Rp 32.000 sekilo. Ada yang coba - coba main, harganya mahal masuk, tentu harganya dijual mahal pula. Padahal ini impor,” kata Amran Sulaiman.

Atas temuan itu, selain akan berurusan dengan polisi, pihaknya pun akan memberikan sanski tegas berupa pencabutan izin. “Kalau dijual harganya mahal, maka aku cabut izinnya bersama Mendag (Menteri Perdagangan-red). Aku pastikan aku cabut, dan tidak aku kasih sementara berdagang. Saya minta intel supaya digerakkan semua siapa saja yang menjual mahal,” terangnya.

Bahkan importir yang menjual mahal itu pun, lanjut Amran Sulaiman, akan kena sanksi berupa pencabutan izin impor pula. “Saya pastikan ini adalah hari terakhir impor bawang putih bagi dia (importir nakal-red), aku pastikan itu. Tadi subuh aku sudah komunikasi dengan Menteri Perdagangan, aku cabut izinnya. Ini jutaan orang dikorbankan cuma karena segelintir orang. Bapak Presiden sudah perintahkan supaya pangan diamankan di bulan Ramadhan agar harganya terjangkau oleh masyarakat,” kata Amran Sulaiman.

Padahal, lanjut Amran, pihaknya sudah menyiapkan bawang putih sebanyak 9.000 ton untuk menghadapai Ramadhan. “Ini sudah masuk 5 kontainer, di Surabaya saja 18 kontainer. Kita akan guyur masuk pasar menghadapi Ramadhan. Jadi harganya nanti tidak boleh diatas Rp 38.000 per kilogram,” tegasnya.

Terkait dengan beras, ia menyebut bahwa stok yang dimiliki pemerintah melalui Perum Bulog saat ini mencapai 2,2 juta ton secara nasional. Sementara gudang milik Bulog di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sendiri juga sudah penuh. “Seluruh gudang Bulog di Jabodetabek ini dipenuhi beras sekitar 400.000 ton, bahkan tidak muat lagi. Jadi stok kita ada 2,2 juta ton. Begitu juga dengan gula, kita mempunyai cadangan sebanyak 400.000 ton, serta daging 40.000 ton yang jumlahnya dengan yang akan masuk lagi menjadi 90.000 ton setara dengan 400.000 sapi hidup,” papar Amran Sulaiman.

Untuk memantau perjalanan pangan dari tingkat produsen, distribusi sampai ke tingkat konsumen, Mabes Polri telah memiliki satuan tugas (satgas) yang diketuai oleh Irjen Pol Setyo Wasisto. “Jadi kalau ada gejolak distribusi misalnya, ataupun ada unsur kesengajaan menaikkan harga padahal dia tau produksi melimpah, maka itu yang menjadi tugas kami untuk melakukan penyelidikan, bila perlu akan melakukan penindakan,” katanya.

Terkait dengan temuan Mentan Amran, Setyo Wasisto melihat prosesnya ada yang tidak betul. Untuk itu, pihaknya akan menindaklanjutinya dengan menurunkan subsatgas lidik (penyelidikan-red) dari Mabes Polri yang bekerjasama dengan Polda Metro Jaya. “Kita akan melakukan penyelidikan dulu sampai ke tingkat importirnya. Soal pemanggilan kepada oknum pedagang maupun importirnya adalah soal teknis, itu teknis kami,” tegasnya.

Terkait dengan bawang putih, Dirjen Hortikultura Spudnik Sujono menambahkan bahwa Indonesia sebetulnya sanggup memproduksinya. Berhubung karena kran impor belum ditutup, para petani masih enggan menanam bawang putih. “Tetapi karena belum ditutup, petani nda mau nanam, jadi malas. Tadinya petani saya banyak, sekarang hanya tinggal 20.000 ton produksinya,” ujar Spudnik. (p/mk)